Show My Profiles Or My Profiles on Facebook »

Selasa, 30 November 2010

Zat Penyebab Kanker

Tanpa disadari dalam keseharian banyak zat penyebab kanker yang masuk ke tubuh kita. Dalam situsnya, WHO (world Health Organization) menuliskan bahwa setiap tahunnya, kanker menyebabkan kematian sebanyak 7,1 juta jiwa yang artinya menyumbang 12,6 persen dari total penyebab kematian di dunia. Jumlah penderitanya pun terus meningkat dari tahun ke tahun dengan laju kenaikan yang cukup cepat.
Disebutkan pula bahwa separuh dari kasus kanker ditemukan di Negara berkembang. Wajar saja mengingat kepedulian kesehatan sebagian besar masyarakat di Negara berkembang seperti halnya Indonesia masih sangat minim.

Akibatnya penyakit kanker kerap terdeteksi baru setelah ada keluhan. Padahal ketika ada keluhan biasanya sudah mancapai stadium tiga atau empat sehingga penyembuhannya menjadi sangat sulit. Minimnya tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap kanker dimunkinkan karena kurangnya informasi akan zat penyebab kanker. Sehingga tanpa disadari zat karsinogen banyak terkonsumsi dalam kesehariannya.
Sebagai langkah awal dalam menerapkan pola hidup sehat, setidaknya kita perlu membuat daftar zat penyebab kanker dan mengetahui dari mana sumbernya. Tujuannya untuk meminimalisir masuknya zat karsinogen masuk ke tubuh kita.

Sebab, meski sel mempunyai mekanisme perbaikan diri tehadap kerusakannya, jika zat karsinogen masuk secara terus menerus dan tertimbun cukup banya di tubuh maka peluang kerusakan DNA dalam sel menjadi lebih tinggi. Akibatnya memicu tumbuhnya sel abnormal yang tumbuh dengan cepat dan menjadi kanker.

Daftar Zat Penyebab Kanker
Berikut beberapa zat penyebab kanker dan sumber-sumber makanan yang sering mengandung zat karsinogen:
 
MSG
Jika peduli pada diri sendiri atau anak-anak kita, coba kita cermati komposisi dalam produk makanan. Kerana Monosodium Glutamat (MSG) atau peneydap rasa banyak ditemukan pada produk makanan seperti makanan kaleng, camilan ringan, daging olahan siap makan, mie instan, dan sebagainya.
Konsumsi MSG dalam jumlah sedikit dimungkinkan tidak menjadi masalah yang berarti. Tapi kenyataannya MSG selain ditemukan dalam makanan yang sering kita beli, juga dipakai sebagian ibu rumah tangga untuk bahan campuran saat memasak.
Meski jumlah perharinya sedikit, jika dikonsumsi setiap hari, akan terus terakumulasi dalam tubuh dan dapat memicu tumbuhnya kanker.

Pewarna makanan sistetis
Makanan warna-warni memang lebih menarik perhatian. Apalagi bagi anak-anak yang umumnya menyukai makanan dengan warna mencolok. Padahal sudah berkali-kali dalam razia produk di pasaran, pemerintah menemukan makanan dengan kandungan zat pewarna berbahaya seperti Rhodamin B untuk pewarna merah, methanil yellow untuk pewarna kuning, dan malachite green untuk pewarna hijau.
Zat pewarna ini biasanya digunakan pada produksi tekstil. Sangat berbahaya jika masuk dalam tubuh karena berpotensi menyebabkan penyakit kanker hati. Sebaiknya lebih cermat dalam membeli makanan, terutama jika makanan tersebut berwarna terang mencolok, karena pewarna alami umumnya tidak berwarna mencolok.

Sakarin
Banyak orang suka produk minuman yang manis. Sah-sah saja. Tapi lagi-lagi kita harus cermat memilih produk. Sakarin atau pemanis buatan kerap dimasukkan dalam produk minuman karena bisa menggantikan manisnya gula, terlebih manis yang dihasilkan berkali-lipat sehingga menguntungkan produsen.
Sebagian besar produsen umumnya sudah menuliskan sakarin dalam komposisi produknya. Hanya saja konsumen banyak yang tidak jeli, atau tidak sadar bahwa sakarin bersifat karsinogen, salah satunya menyebabkan kanker otak.
Membuat minuman sendiri akan lebih baik dari pada membeli produk minuman yang berbahaya. Walaupun sedikit repot, mestinya tidak menjadi masalah jika kita peduli pada kesehatan tubuh. Di samping itu memperbanyak minum air putih selain mengurangi konsumsi pemanis buatan, juga lebih menyehatkan karena menurunkan resiko diabetes.

Pengawet Makanan
Sangat tidak baik sering mengkonsumsi makanan instan karena kebanyakan mengandung bahan pengawet yang diduga kuat sebagai zat penyebab kanker usus. Meski ada beberapa bahan pengawet alami seperti kunyit dan gula pasir, produsen lebih suka memakai pengawet sintetis karena harganya lebih murah dan keuntungannya lebih besar.
Oleh karenanya, sebagai konsumen yang pintar kita harus panda memilih makanan bukan hanya berdasarkan enak tidaknya di lidah, tapi sehat tidaknya di tubuh hari ini, besok, dan di masa mendatang.

0 komentar:

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources